Estom.id – Israel hingga kini masih berupaya menutup-nutupi besarnya dampak dan kerugian yang dialaminya akibat serangan rudal besar-besaran yang dilancarkan Iran. Meski demikian, laporan dari berbagai media Israel justru menunjukkan skala kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya, terutama di wilayah Tel Aviv dan Ramat Gan.
Serangan yang terjadi pada Sabtu, 14 Juni 2025, merupakan balasan Iran terhadap serangan Israel beberapa hari sebelumnya. Dalam pernyataan resminya, militer Israel atau IDF (Israel Defense Forces) meminta masyarakat untuk tidak membagikan video maupun lokasi jatuhnya rudal, karena khawatir akan dimanfaatkan musuh untuk menyempurnakan strategi ofensif mereka.
“Musuh sedang memantau dokumen-dokumen ini untuk meningkatkan kemampuan ofensifnya,” demikian bunyi pernyataan IDF.
Meski informasi resmi dikeluarkan secara bertahap, korban jiwa mulai terkonfirmasi. Satu orang dilaporkan tewas, dan hingga saat ini lebih dari 70 orang mengalami luka-luka. Pada awalnya, Otoritas Penyiaran Israel hanya mengumumkan 17 korban luka tanpa merinci kondisi mereka. Namun, Magen David Adom (layanan ambulans nasional Israel) kemudian memperbarui jumlah tersebut menjadi 21 orang, termasuk dua dalam kondisi kritis.
Tidak hanya itu, sejumlah warga dilaporkan terjebak di dalam gedung di Tel Aviv akibat hantaman rudal. Seiring waktu, jumlah korban luka meningkat signifikan. Harian Yedioth Ahronoth menyebutkan total korban luka mencapai 63 orang, sementara media lain mengungkapkan bahwa serangan tersebut merusak puluhan bangunan.
Komandan Polisi Distrik Tel Aviv menggambarkan situasi sebagai peristiwa besar yang terjadi di banyak lokasi secara bersamaan. Ia juga menyebut bahwa pasukan penyelamat berusaha mengevakuasi warga dari tempat-tempat penampungan yang rusak dan bangunan yang runtuh.
Channel 13 Israel melaporkan kerusakan yang disebut sebagai “kehancuran belum pernah terjadi sebelumnya” di Tel Aviv. Beberapa bangunan hancur total, sementara kendaraan di jalanan rusak akibat terkena langsung rudal maupun pecahan sistem pertahanan rudal Israel yang gagal mencegat.
Haaretz mencatat bahwa sebuah gedung 32 lantai di Tel Aviv mengalami kerusakan parah. Sementara itu, Channel 12 melaporkan bahwa 300 warga terpaksa dievakuasi akibat rusaknya tempat tinggal mereka. Di Ramat Gan, sembilan bangunan dilaporkan hancur dan ratusan lainnya mengalami kerusakan. Wali Kota Ramat Gan menyatakan bahwa sekitar 100 warga kehilangan tempat tinggal.
Kepanikan melanda sebagian besar kota besar di Israel. Gambar-gambar yang beredar menunjukkan asap tebal membumbung dari pusat kota Tel Aviv, sementara sirene terdengar di berbagai wilayah termasuk Yerusalem, Haifa, dan Beersheba. Polisi Israel mengakui sedang menangani beberapa lokasi jatuhnya roket dan pecahan peluru, sementara militer meminta warga untuk tetap berada di tempat perlindungan.
Iran menamakan operasi ini sebagai “Janji Sejati 3”, meneruskan dua serangan sebelumnya yang disebut “Janji Sejati 1” (April 2024) dan “Janji Sejati 2” (Oktober 2024). Serangan terbaru ini berlangsung delapan belas jam setelah Israel melancarkan serangan udara ke wilayah yang diklaim terkait militer Iran.
Iran meluncurkan puluhan hingga ratusan rudal balistik ke wilayah Israel, menjadikan serangan kali ini sebagai yang paling kuat dan terorganisir. Garda Revolusi Iran mengonfirmasi bahwa mereka menargetkan puluhan lokasi penting, termasuk pusat militer dan pangkalan udara Israel.
Seorang pejabat Iran yang dikutip Reuters menegaskan, “Tidak akan ada tempat yang aman di Israel… dan balas dendam kami akan menyakitkan. Musuh Zionis akan membayar harga yang mahal karena membunuh para pemimpin kami, ulama kami, dan rakyat kami.”
Meskipun pemerintah Israel mencoba meredam kepanikan publik, realitas di lapangan memperlihatkan bahwa skala serangan Iran kali ini telah menembus jantung pertahanan dan simbol kekuatan negara tersebut. Dunia kini menanti langkah lanjutan dari kedua pihak yang sama-sama menolak mundur dari konflik yang kian membara.
Pewarta: Syafri Yantoni
Editor : Adi Saputra