Estom.id – Tantawi Dali, S.Sos., MM., Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, telah lama menyoroti masalah penataan ruang di beberapa daerah di Bengkulu yang belum optimal. Masalah utama yang menjadi perhatiannya adalah banjir yang terjadi berulang kali saat curah hujan tinggi.
“Kami telah membahas masalah ini bersama RT dan RW. Banjir memiliki banyak penyebab, salah satunya adalah kurangnya pengawasan terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS). Kami meminta setidaknya 20 meter dari bibir sungai untuk ditanami oleh komunitas perkebunan seperti sawit, karet, atau tanaman lainnya agar air dapat diserap dengan baik,” ujar Tantawi.
Selain itu, dia juga menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap aktivitas penebangan hutan liar di hulu sungai, yang dapat menjadi pemicu banjir bandang.
“Di Bengkulu, penambangan batu bara yang tidak terkontrol di sekitar sungai adalah salah satu penyebab banjir bandang. Perusahaan atau masyarakat yang melakukan penambangan batu bara harus diawasi untuk memastikan bahwa limbah atau sisa cucian tidak dibuang ke sungai. Hal ini harus ditangani agar sistem alami seperti DAS dapat berfungsi dengan baik dalam mengendalikan banjir,” jelasnya.
Tantawi menekankan pentingnya tindakan cepat dan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah ini untuk melindungi Bengkulu dari ancaman banjir yang semakin meningkat. Dia juga meminta agar setidaknya 40 persen dari wilayah Bengkulu dijaga sebagai area hijau untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi risiko banjir di masa depan.
Pewarta: Yulisman
Editor : Man Saheri