Estom.id – Tidak lama setelah Deklarasi Keprihatinan Kondisi Bangsa digelar oleh Civitas Akademika Universitas Bengkulu (Unib), berbagai komentar dan tanggapan pun bermunculan dari para aktivis Bengkulu, khususnya Ketua DPD IMM Bengkulu, Kelvin Aldo.
Dengan tegas, Kelvin menolak deklarasi yang diadakan oleh Civitas Akademika Unib tersebut. “Beberapa tahun yang lalu, dekan fakultas hukum Unib telah memutuskan untuk membekukan SK BEM. Namun setelah beberapa kali demo, pembekuan tersebut dibatalkan. Lalu, bagaimana dengan pemilihan dekan hukum Unib? Sekarang, menjelang hari pencoblosan, para akademisi dari fakultas hukum malah ikut serta dalam deklarasi ini.”
Ia melanjutkan, “Kita bukan bermaksud untuk mempersoalkan deklarasi tersebut, tapi sebagai akademisi, kita seharusnya menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Jangan sampai para akademisi dan aktivis kampus dianggap sebagai aktor yang memecah belah masyarakat. Memang benar, sebagai akademisi, kita harus kritis dalam menyikapi persoalan kebangsaan. Namun dengan deklarasi ini, kita seolah-olah ingin melegitimasi bahwa pemilu kali ini pasti ada kecurangan dan tidak sah, yang akan membuat masyarakat terpecah belah.” jelas Kelvin.
Kelvin juga berharap agar para akademisi bersabar dan menahan diri hingga hari pencoblosan selesai. Selain itu, ia juga menambahkan, “Selama ini, apa yang telah dilakukan oleh para akademisi ketika pemuda dan mahasiswa melakukan aksi besar-besaran? Tidak sedikit pimpinan pemuda dan mahasiswa yang ditindak oleh pihak berwenang, dan juga tidak sedikit pimpinan kampus yang menjadi alat kekuasaan untuk menekan mahasiswa saat itu.” pungkasnya.
Kelvin berharap kepada para akademisi untuk tetap menjadi pihak yang kritis dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik tertentu.
Ia juga mengingatkan bahwa sebagai akademisi, mereka tidak seharusnya terlibat dalam politik praktis yang dapat memecah belah masyarakat.
Pewarta: Yulisman
Editor : Man Saheri