Estom.id – Kepolisian Resor (Polres) Bengkulu Tengah melakukan tindakan tegas terhadap salah seorang oknum polisi di wilayah tersebut. Ipda YP, yang terbukti terlibat dalam penyalahgunaan narkotika, telah diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) dari jabatannya.
Kapolres Bengkulu Tengah, AKBP Dedi Wahyudi, menjelaskan bahwa pemecatan tersebut dilakukan karena YP dinilai telah melanggar Kode Etik Profesi Polri dan tidak disiplin sebagai anggota Polri. Menurutnya, tindakan ini sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
Pemecatan atau PTDH merupakan bentuk tindakan keras yang dilakukan untuk memerangi kasus peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia, khususnya di Bengkulu. Dengan adanya kasus ini, diharapkan akan menjadi efek jera bagi anggota Polri lainnya yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika.
Dedi juga mengimbau kepada seluruh anggota Polres Bengkulu Tengah untuk tetap menjalankan tugas dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku. Ia menegaskan bahwa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri tidak akan ditoleransi, terutama dalam hal penggunaan atau penyalahgunaan narkoba.
Saat ini, YP masih menjalani proses hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Bengkulu. Hal ini sebagai konsekuensi atas perbuatannya yang telah melanggar hukum.
Dedi juga menambahkan bahwa YP telah ditangkap oleh anggota Bid Propam Polda Bengkulu pada tahun 2022 di rumah dinasnya di asrama Polisi Polres Bengkulu Tengah. Setelah melalui proses persidangan, ia akhirnya divonis bersalah pada Maret 2023 dan dijatuhi hukuman penjara selama tujuh tahun serta denda Rp1 miliar. Barang bukti berupa narkotika jenis sabu seberat 3,32 gram juga ditemukan saat penangkapan YP.
Dengan adanya tindakan tegas dari Polres Bengkulu Tengah ini, diharapkan akan memberikan efek jera kepada anggota Polri lainnya untuk tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. Kepolisian tetap berkomitmen untuk menjaga profesionalisme dan integritas anggotanya guna melayani dan melindungi masyarakat dengan sebaik mungkin.
Pewarta: Yulisman
Editor : Man Saheri
