KKI Warsi, Upaya Pemulihan Kawasan Hutan Libatkan Masyarakat

0
42
Media gathering yang digelar Komunitas Konservasi (KKI) Warsi dengan tema refleksi pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Bengkulu 2023

Estom.id – Gathering media yang diadakan oleh Komunitas Konservasi (KKI) Warsi dengan tema refleksi pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Bengkulu 2023, pada hari Jumat, 26 Januari 2024.

Adi Junedi, Direktur KKI Warsi, mengatakan bahwa kehati-hatian terhadap bencana ekologi sangat penting di Provinsi Bengkulu, terutama dengan terus berkurangnya tutupan hutan.

“Kita harus melakukan upaya pemulihan kawasan hutan secara optimal, dan melibatkan masyarakat untuk mencapai hasil yang efektif,” ungkap Adi.

Menurut Adi, Provinsi Bengkulu termasuk salah satu daerah di Indonesia yang berpotensi mengalami bencana seperti banjir dan longsor.

“Dengan adanya potensi ini, kita harus waspada dan siap menghadapinya. Terutama karena potensi bencana juga dipengaruhi oleh prediksi cuaca dan kondisi ekosistem yang ditentukan oleh tutupan hutan di suatu daerah,” kata Adi.

Sementara itu, Rudi Syaf, Senior Advisor KKI Warsi, mengatakan bahwa bencana, terutama banjir, adalah dampak dari kondisi alam yang dipengaruhi oleh intensitas curah hujan.

“Kemampuan ekosistem dalam menyerap curah hujan semakin menurun, dan ini berdampak pada meningkatnya aliran permukaan yang dapat menyebabkan bencana banjir,” jelas Rudi.

Rudi menambahkan bahwa berdasarkan analisis citra satelit Sentinel dari Tim Geographic Information System (GIS) KKI Warsi yang dikombinasikan dengan pengamatan dari Google Earth, citra Spot 6, dan SAS Planet, tutupan hutan di Bengkulu hanya mencapai 645.116 hektar atau 32 persen dari luas wilayah Bengkulu.

“Dibandingkan dengan tahun 2022, tutupan hutan di Bengkulu saat ini telah berkurang sebanyak 8.306 hektar,” tambah Rudi.

Perubahan tutupan hutan ini berdampak pada kemampuan tanah dalam menyerap air hujan, sehingga curah hujan berpotensi menjadi aliran permukaan yang dapat menyebabkan bencana.

“Selain berkurang, kita juga melihat adanya lahan terbuka di Bengkulu berdasarkan analisis citra Sentinel, terdapat 142.466 hektar lahan terbuka. Selain itu, terdapat juga pembukaan lahan di kawasan tambang seluas 3.719 hektar, perkebunan sawit seluas 12.719 hektar, dan perusahaan kehutanan seluas 4.053 hektar,” ujar Rudi.

Rudi juga menambahkan bahwa lahan terbuka terjadi tidak hanya di kawasan yang diizinkan, tetapi juga di kawasan konservasi seperti taman nasional.

“Dari analisis kita, terdapat 35.044 hektar lahan terbuka di kawasan hutan, 7.633 hektar di hutan lindung, dan 6.533 hektar di taman nasional,” jelasnya.

Kondisi ini dapat menyebabkan kemampuan tanah dalam menyerap air menurun, sehingga air akhirnya menjadi aliran permukaan yang dapat memicu bencana ekologis seperti banjir dan longsor.

“Kita harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini, sebelum tutupan hutan di Bengkulu semakin berkurang dan mengancam keberlangsungan ekosistem,” tutupnya.

 

Pewarta: Yulisman

Editor : Man Saheri

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here