Bengkulu, Estom.id – Dalam rangka mencegah munculnya gerakan radikalisme dikalangan pelajar di lingkungan sekolah dan demi kondusif nya pemilu damai 2024, Aliansi Media Bengkulu Online (AMBO) kerjasama dengan Polda Bengkulu menggelar sosialisasi tentang bahaya Berita Hoax, Radikalisme, Terorisme, Intoleran dan Isu Sara dikalangan pelajar tingkat SMA dan SMK Negeri di Kota Bengkulu. Rabu (21/9/2023)
Kegiatan yang di laksanakan di SMK Negeri 7 dan SMK Negeri 4 Kota Bengkulu ini diikuti lebih kurang 150 siswa-siswi dan dihadiri oleh Perwakilan Dirintelkam Polda Bengkulu.
Kepala SMK Negeri 7 Kota Bengkulu Yose Desman S.Pd mengatakan dalam sambutannya, “Pihaknya merasa berterima kasih dengan dipilihnya SMK Negeri 7 sebagai tempat untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi tentang radikalisme, karena pihaknya merasa bahwa para pelajar sangat perlu untuk mendapat arahan terkait bahaya radikalisme”. Kata Yose
Yose melanjutkan, ” Dewasa ini kegiatan radikalisme meruapakan salah satu ancaman bagi kesatuan NKRI, sehingga perlu diwapadai keberadaannya sejak dini. Oleh karena itu dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh Aliansi Media Bengkulu Online AMBO) ini, kiranya akan mampu menjadi ujung tombak, dalam mensosialisasikan bahaya Berita Hoax, Radikalisme, Terorisme, Intoleran dan Isu Sara dikalangan pelajar” .
“Kegiatan sosialisasi ini merupakan agenda yang ada di sekolah sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Provinsi Bengkulu, tentunya memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan sosialisasi, dalam rangka untuk melakukan pencegahan sejak dini, tentang bahaya radikalisme yang ada saat ini, dan akan mengancam keutuhan NKRI,” ujar Yose
Selain itu, hal ini sejalan dengan perkembangan anak yang menjelang remaja, dimana masa remaja merupakan sosok generasi yang ingin mencari identitas diri, sehingga tidak menutup kemungkinan sangat mudah untuk dipengaruhi dan terbawa oleh pengaruh lingkungannya. Oleh karena itu, dengan sosialisasi ini diharapkan akan mampu membentuk karakter dan mental para pelajar, untuk tidak mudah terpengaruh dengan aliran radikalisme di lingkungan, baik lingkungan sekolah, maupun lingkungan keluarga. Tambah yose
Sebagai generasi muda, tentunya dengan tingkat emosional yang masih labil, akan menjadi sasaran yang empuk bagi para pelaku radikalisme, untuk melakukan pendekatan dan doktrin-doktrin radikalisme, sehingga para pelajar ini akan mudah terpengaruh dan berbuat sesuai dengan doktrin yang mereka lakukan, dengan kegiatan yang memecah NKRI. Tutup yose
Ketua Aliansi Media Bengkulu Online (AMBO) Aurego Jaya Dalam materinya menjelaskan, “Terkait Bahaya Hoaks, Ujaran Kebencian dan Bahaya Paham Radikalisme, serta mengarahkan, tentu harus kita waspadai sejak dini dan butuh pengawasan orang tua serta para guru di sekolah”. kata Aurego
Aurego melanjutkan, “Sosialisasi pada pelajar Tingkat SMK/SMA sederajat di Kota Bengkulu ini, bertujuan dalam rangka menciptakan Pemilu Tahun 2024 yang aman, damai dan sejuk di Provinsi Bengkulu serta memberikan pemahaman kepada generasi muda khususnya pelajar SMK/SMA agar tidak mudah terpengaruh dan menerima ajaran – ajaran yang cenderung Radikalisme maupun terorisme”. Tambah Aurego
“Maraknya Berita Hoax, Ujaran kebencian dan Issu SARA dalam rangka cipta kondisi menjelang Pemilukada dan Pemilihan Umum pada Tahun 2024 di Wilayah Provinsi Bengkulu mengharapkan Siswa SMK N7 Kota Bengkulu tidak menyebarkan Hoax dan menjauhi paham Radikalisme paham yang salah di Agama”. Tutup Aurego
Disisi lain Taufik Norodom Sihanuok menyampaikan dalam materinya, “Menyampaikan Media merupakan sebuah sarana atau alat komunikasi yang dipakai menjadi penyampaian pesan berasal komunikator pada hal layak (positif), bangsa Indonesia dengan dasar negara pancasila, tentunya akan selalu berupaya untuk mencegah timbulnya ancaman radikalisme, khususnya dikalangan remaja dan pelajar”. Ujar Taufik
Taufik menambahkan, “Dengan sosialisasi seperti hari ini, merupakan langkah awal yang sangat tepat, sebab, dimulai dari lingkungan sekolah, sebagi tempat berinteraksi antar pelajar yang satu, maupun dengan dewan guru, sedangkan dengan sosialisasi akan bahayanya radikalisme, juga dapat diterapkan dilingkungan”. Pungkas Taufik