Estom.id – Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (jmsi) Bengkulu Riki Susanto menyebutkan, tren ujaran kebencian di media sosial (medsos) semakin naik selama 2022 Hingga Sekarang.
Ujaran kebencian yang semakin meningkat tersebut disebabkan oleh menjelanganya Kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.
“Dua hal tersebut, antara internet dan Pemilu 2024 memang tidak bisa dipisahkan. Ini yang menyebabkan pertumbuhan ujaran kebencian semakin meningkat karena banyak orang yang dengan mudah mengakses intenet,” ungkap Riki dalam keterangannya Kepada Media ini, Kamis (19/2/2023).
Menurut Riki, konstestasi politik sangat mempengaruhi munculnya ujaran kebencian. Ia memperkirakan fenomena ini akan membesar satu tahun ke depan menjelang Pemilu 2024.
Selain itu, ia juga menyebutkan, kurangnya literasi dari warganet membuat ujaran kebencian mudah untuk disebarluaskan tanpa adanya proses pencarian fakta terlebih dahulu.
“Literasi itu penting. Ketika melihat gambar, foto, atau video di medsos, tiap orang perlu untuk menyaringnya, sehingga tidak memantik reaksi dari individual atau kelompok untuk terjadinya ungkapan ujaran kebencian yang tidak pantas,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Riki mengimbau kepada Anggota dan seluruh masyarakat Bengkulu, khususnya yang aktif bermain di medsos, untuk lebih selektif dalam menerima dan menyebarluaskan informasi yang ada.
“Salah satu caranya dengan memfilter informasi yang ada, sehingga tidak terburu-buru untuk mengungkapkan sesuatu di muka publik atau di medsos yang pada akhirnya akan berpotensi mengandung ujaran kebencian,” kata Riki Mengakhiri. (Red)