Bengkulu, Estom.id – Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Bengkulu pada hari Senin (29/01) menggelar Sarasehan Kebangsaan dengan Tema ” Spritualitas Islam dan Semangat Kebangsaan Kunci Kedamaian NKRI” Bertempat di Ponpes Pancasila Jl. Rinjani Kota Bengkulu, sarasehan diikuti sekitar 300 orang yang terdiri dari unsur Pengurus Nahdlatul Ulama Provinsi Bengkulu, pengurus PW IPNU Bengkulu, Pelajar mahasiswa Kota Bengkulu, pengurus Ponpes dan Santri di Kota Bengkulu.
Sarasehan dibuka langsung oleh Ketua PW IPNU Bengkulu, Nurul Hidayah dan Direktur Ponpes Pancasila Drs. H. Paimat Salihin, MHi. Sedangkan nara sumbernya ada tiga yaitu, Amirul Mukminin selaku Direktur Media Mitra Today, Musyaffa, M.Sos selaku Dewan Pembina PW IPNU Bengkulu dan Wira Hadi Khusuma, M.Sos selaku Wakil Sekretaris PWNU Bengkulu.
Nurul Hidayah menympaikan bahwa tujuan diselenggarakannya sarasehan itu adalah untuk membangun toleransi dan rasa persatuan dan kesatuan antar umat beragama di Provinsi Bengkulu, sehingga bisa terjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
“Dengan mengikuti sarasehan, kami berharap semua umat beragama di Provinsi Bengkulu bisa bersatu, menjaga kerukunan dan toleransi, sehingga bisa bersama-sama siap mengawal pembangunan di Provinsi Bengkulu.
Kita ciptakan Bengkulu yang aman, damai, sejuk, dan kondusif,” Oleh karena itu hari ini kita berkumpul bersama untuk saling memupuk rasa kebersamaan, persatuan, toleransi, kerukunan agar tidak mudah terpengaruh oleh kelompok yang berusaha memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
Untuk menangkal paham-paham radikal yang bisa merusak sendi kehidupan berbangsa dan bernegara agar semuanya pemuda dan pelajar di Provinsi Bengkulu senantiasa memegang teguh empat pilar kebangsaan yang wajib dipedomani oleh setiap warga negara Indonesia.
“Yang pertama adalah Pancasila. Pancasila adalah ideologi bangsa yang tidak bisa digantikan. Pancasila disusun atas kesepakatan semua tokoh agama. Indonesia bukan negara yang berdasarkan pada deologi satu agama tertentu saja. Semua partai politik dan organisasi masyarakat juga wajib patuh pada Pancasila.
Kemudian yang kedua Bhineka Tunggal Ika, Indonesia ini lahir dan diciptakan Tuhan YME dengan keberagaman dan perbedaan. Mulai dari suku, agama, budaya, bahasa, ras, golongan dan sebagainya. Ini merupakan takdir yang harus dijaga dan jangan saling bertengkar.
“Yang ketiga adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI. Ini adalah rumah besar kita yang dihuni kebhinekaan tadi, sehingga harus kita jaga, jangan sampai terpecah belah oleh paham tertentu yang ingin merubah bentuk negara. Keempat adalah UUD 1945 yang merupakan sumber dari segala sumber hukum roda pemerintahan Indonesia.
Ini adalah kitab sucinya kehidupan Bangsa Indonesia yang pantang untuk diganti,” lanjutnya.
Jike keempat pilar kebangsaan itu bisa benar-benar dijalankan dan diamalkan, yakinlah Indonesia akan kokoh dan tidak mudah terguncang oleh paham-paham radikalisme.
“Semua agama itu sama, semuanya mengajarkan tentang kebaikan. Tidak ada agama yang mengajarkan untuk membunuh. Begitu juga kita selaku manusia yang tidak lepas dari dosa tidak berhak mengatakan kafir kepada orang lain yang tidak seagama.
Dalam kegiatan sarasehan PW IPNU Bengkulu menyatakan sikap bahwa siap menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa dan menolak seluruh paham yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI. (Red)