Estom.id – Ketinggian di dunia kepecinta alaman tentu tidak asing di lingkungan para penggiat alam bebas yakni Pecinta Alam (PA), baik di tingkat Pelajar, Mahasiswa dan Umum atau Masyarakat.
PA jika dikalangan Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) disebut Siswa Pecinta Alam (Sispala), Perguruang Tinggi disebut Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dan tingkat Umum disebut Kelompok Pecinta Alam (KPA).
Dasar semangat kepecinta alaman dan dengan minat bakat itulah salah seorang perwakilan dari Mapala Bengkulu yang berkeinginan untuk melakukan pengibaran atau pembentangan merah putih raksasa diatas ketinggian.
Sebelum lanjut ke pembahasan pembentangan merah putih di atas ketinggian, penulis inging sedikit melihat kebelakang atau kilas balik, asal muasal dan kesejarahan pecinta alam di Indonesia dilansir dari berbagai sumber.
Pada tanggal 18 Oktober 1953, pertama kali muncul Perkumpulan Petjinta Alam di Yogyakarta, 17 Agustus 1955 Ikatan Petcinta Keindahan Alam Indrakila (IPKA) di Malang, 16 Mei 1964 WANADRI di Bandung, 12 Desember 1964 MAPALA Universitas Indonesia di Jakarta.
Tidak batas itu saja pada 9 Agustus 1965, Mermounc di Yogyakarta, 15 Mei 1967 Swelagiri di Gresik, 28 Mei 1967, Extemasz di Bandung, 24 November 1967, TMS 7 di Malang, 29 November 1967 Aranyacala Trisakti di Jakarta.
Pada 18 Oktober 1968 LIBRA DOUBLE CROSS di Makassar, 14 Maret 1969 Crosser di Bandung, 1 November 1969 Yepe di Malang, 16 November 1969 Janabuana IMT di Bandung dan seterusnya sesuai perkembangan zaman.
Kembali ke laptop, penulis ingin sedikit menyampaikan sosok pemuda pembentangan merah putih raksasa berukuran (15×10) meter pertama di Provinsi Bengkulu diatas ketinggian, di Desa Durian Demang, Karang Tinggi, Bengkulu Tengah tepatnya diatas Bukit Kandis.
Pembentangan yang dilakukan merupakan di hari momentum kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus. Pembentangan dilakukan selama dua tahun berturut-turut di tahun 2017 dan 2018 di lokasi yang sama yakni Bukit Kandis.
Kemudian pembentangan Merah Putih raksasa waktu itu, dipecahkan rekor lagi oleh KNPI Provinsi Bengkulu dengan membentangkan bendera diatas Bukit Kaba yang berukuran (45×17) meter pada 17 Agustus 2018.
Pengibaran Merah Putih Raksasa ukuran (15×10) meter di Bukit Kandis pada 17 Agustus 2018.
Walaupun demikian pemuda tersebut tidak pernah putus semangat dalam berkarya diketinggian, dirinya kemudian kembali membentangkan merah putih raksasa yang pertama di Kabupaten Seluma.
Pembentangan dihadiri langsung oleh Bupati Erwin Octavian dan Wakilnya Gustianto, pembentangan yang kedua kalinya dirinya lakukan yakni di Jembatan Bendungan Seluma, pada 17 Agustus 2021 yang berkolaborasi bersama Pemuda Seluma ALAP.
Pengibaran Merah Putih Raksasa ukuran (15×10) meter di Bendungan Seluma pada 17 Agustus 2021.
Berikut saya sajikan sosok Koordinator sekaligus Inisiator pembentang Merah Putih Raksasa pertama di Provinsi Bengkulu yang dilakukan di dua tempat di tahun yang berbeda.
Profil Singkat Hary Mauludi:
Nama Hary Mauludi, lahir di Desa Dusun Baru, Kecamatan Ilir Talo Kabupaten Seluma pada 09 Agustus 1995, merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara, pasangan Bapak Hamdan Mahyudin dan Ibu Delmi Faridah.
Pendidikan:
Hary Mauludi menempuh Pendidikan pertamanya diĀ SDN 84 Seluma, SMPN 18 Seluma dan menamatkan di SMAN 2 Seluma serta melanjutkan ke jenjang Perguruan tinggi di Universitas Dehasen Bengkulu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Jasmani (S1) tamat tahun 2020.
Pengalaman berorganisasi:
Semasa pendidikan di SMP dirinya sudah aktif bergabung diorganisasi, yakni di OSIS sebagai Ketua, Voli, sepak bola, ditingkat SMA dirinya kembali bergabung di OSIS, dan juga bergabung di Pecinta Alam (SITAPALA), dan Olahraga.
Kemudian di Perguruan Tinggi dirinya kembali berkecimpung di dunia Pecinta Alam dengan bergabung di Mapala Unived, kemudian ditahun 2017-2018 dirinya terpilih menjadi Ketua Umum di Mapala Unived Bengkulu tersebut.
Tidak itu saja dirinya juga pernah mendapat prestasi mendali perak porprof 2018 dengan kategori cabang olahraga (cabor) panjat tebing dan dirinya juga bergabung di pengurus Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Bengkulu sampai dengan saat ini.
Tidak batas itu, dirinya juga tergantung di organisasi Pemuda Seluma alap menjabat sebagai ketua divisi minat bakat dan olahraga yang kemudian dirinya juga melakukan pembentangan merah putih raksasa.
Penulis: Soprian Ardianto, Jurnalis Bengkulu